www.MomsInstitute.com - Menjadi guru PNS menjadi harapan guru honorer. Bagaimana kiatnya, apa saja tahapannya dan mulai dari mana. Bersyukur ada penulis yang mau bahas dan memberikan kisahnya agar semakin banyak pembaca yang terbantu. Lika-liku mengajar menjadi buku rekomendasi bagi mereka yang ingin menggapai impiannya, termasuk menjadi PNS.
Lika Liku Mengajar
Melalui buku ini saya bagikan pengalaman saya selama mengajar, saat menjadi guru honorer atau wiyata bakti sampai saat saya sudah menjadi PNS. Pengalaman mengajar di SD Negeri Grabag 1 yang banyak memberikan saya pelajaran. Saat sekolah ditunjuk menjadi salah satu SD unggulan di Kecamatan Grabag, satu di anatara 21 SD unggulan di Kabupaten Magelang.
Saya bagikan mengenai program – program dari LPMP yang sudah dilaksanakan oleh SD Negeri Grabag 1, di antaranya In House Training (IHT), Workshop-workshop, pendampingan standar proses, standar penilaian pendidikan, standar isi, dan standar kompetensi lulusan, pendampingan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan adiwiyata.
Pengalaman saat saya mengajukan Penilaian Angka Kredit ( PAK), saya bagikan beberapa penggalan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ( Permenpan dan RB) No.16 th 2009, beberapa penggalan Buku Empat dan contoh pembuatan judul PTK yang pernah saya buat untuk mengajukan PAK dan contoh isi Buku Pedoman Guru yang saya buat.
Sebagian isi buku Lika Liku Mengajar
Dengan dasar Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional pasal 5 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Pemerintah dan atau pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk mewujudkan layanan pendidikan yang bermutu. Setiap warga negara atau masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Sekolah sebagai unit layanan pendidikan tataran mikro harus terus menata dan mengelola semua sumber daya agar mampu mewujudkan layanannya secara optimal. Selain itu sekolah harus berbenah mengantisipasi dan menjawab tantangan perubahan dan tuntutan masyarakat terhadap perlunya keunggulan-keunggulan. Sekolah unggul atau sekolah efektif adalah sekolah yang berkinerja tinggi.
Menurut Bergeson (2008), sekolah unggul atau sekolah efektif memiliki ciri-ciri:
1) fokus yang jelas;
2) standar dan harapan tinggi;
3) kepemimpinan sekolah yang kuat;
4) kerjasama dan komunikasi yang tinggi;
5) kurikulum, pembelajaran, dan penilaian sesuai dengan standar;
6) pemantauan terhadap pembelajaran yang berkesinambungan;
7) pengembangan profesionalisme yang fokus;
8) lingkungan pembelajaran yang mendukung;
9) peran serta orang tua dan masyarakat yang tinggi.
Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya. Untuk mencapai keunggulannya tersebut, maka masukan (input), proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.
Sekolah dikatakan bisa menjadi sekolah unggul apabila prestasi akademik dan nonakademik di atas rata-rata sekolah yang ada di daerahnya, sarana dan prasarana serta layanan lebih lengkap, sistem pembelajaran lebih baik dan waktu belajar lebih panjang (dengan adanya tambahan pelajaran di luar jam belajar), mendapat animo yang besar dari masyarakat, yang dibuktikan dengan banyaknya jumlah pendaftar dibanding dengan kapasitas kelas.
Sekolah unggulan juga perlu ditunjang dengan berbagai aspek, di antaranya, input yang unggul, guru yang profesional, sarana memadai, kurikulum yang inovatif, ruang kelas atau pembelajaran yang representatif (ruang kelas sudah ada proyektor yang digunakan sebagai media dalam belajar), sehingga dapat menciptakan output yang unggul dan berkualitas.
Sedangkan beberapa aspek yang menentukan orang tua dalam memilih sekolah bagi putra maupun putrinya adalah kemampuan guru dalam mentransfer ilmu, lingkungan pergaulan siswa, sarana dan prasarana, citra sekolah, dan penanaman nilai-nilai agama.
Ciri-ciri sekolah unggul yaitu memiliki kepemimpinan yang kuat, memiliki komite yang handal, kompetensi guru (aspek sosial, pedagogik, profesional, dan kepribadian), proses Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM) efektif, lingkungan SD yang kondusif.
Beberapa komponen sekolah unggul yaitu sekolah mampu memberikan layanan optimal kepada seluruh anak dengan berbagai perbedaan bakat, minat, dan kebutuhan belajar, serta mampu meningkatkan secara signifikan kapabilitas yang dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang memberikan kebanggaan.
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah sebagai kepanjangan tangan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki fungsi untuk melakukan kerjasama dengan daerah kabupaten/kota atau instansi dalam rangka penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah.
Tentang Buku :
Judul Buku : Lika-Liku Mengajar
Penulis : Esterina Nurjanti
Penerbit : Mandiri Jaya
Tahun : 2019
Bagi yang ingin memesan buku bisa langsung pesan ke nomor 0812-1400-7545 atau langsung klik di PenerbitMJB
Salam Inspirasi