-->
Menu
/

www.momsinstitute.com - Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Alhamdulillah. Salam sejahtera untuk Moms dan calon Moms yang hebat semua. Sebelum kita memulai acara sharing ini, ijinkan saya ucapkan salam dan sholawat utk Junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan senantiasa mengingatnya, kita mendapatkan keberkahan dan kelak dikumpulkan bersama Beliau di surga, Aamiin Yaa Robbal'alamiin. Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Perkenalkan, nama pena saya Nurul Nurwina. Nama lengkap dr. Titik Nurul Hidayah, MM. Pekerjaan utama saya ibu rumah tangga. Pekerjaan sambilan dokter. Ada sedikit usaha lain yaitu memanage klinik dan apotek.


"Wowww ... dokter kok jadi pekerjaan sambilan ..." banyak yang berkomentar begitu.

Hehehehe ... bukannya saya sombong. Hidup itu adalah pilihan. Ketika saya memutuskan memilih menjadi ibu rumah tangga, sudah melalui proses perang batin yang hebat. Galau berat.

Dulu, dalam satu hari saya pernah bekerja di beberapa tempat. Puskesmas, rumah sakit swasta, klinik pondok pesantren dan unit kesehatan panti jompo. Bisa dibayangkan bagaimana padatnya jadwal kerja saya.
Pagi dinas di Puskesmas sampai siang. 
Siangnya tiap hari Senin sampai Kamis praktek di klinik pondok pesantren
Jum'at siang visite ke panti jompo. Sore sampai malam dari hari Senin sampai Jum'at praktek di poliklinik rumah sakit swasta. 
Sabtu dan Minggu libur.
Pekerja keras banget ya :grin::grin::grin:
Pekerjaan itu saya jalani selama 4 tahun, dari tahun 1999 - 2003.



Awal memulai karir, saya masih lajang. Tahun 2000 saya menikah dan tahun 2001 melahirkan anak pertama berjenis kelamin perempuan. Setelah melahirkan, muncul kegalauan dalam diri saya. Pagi sekali di saat anak masih tidur, saya harus berangkat kerja. Di saat jeda pergantian tempat kerja, saya sempatkan pulang ke rumah. Sampai di rumah kadang anak masih tidur siang, atau kalau pas tidak tidur, diajak muter-muter pengasuh sambil disuapi.

Waktu di rumah yang sangat singkat menjadi  tidak efektif. Untuk sekedar bercanda dengan putri saya saja tidak dapat saya lakukan.
Malam ketika saya pulang, anak juga sudah tidur. Saya hanya bisa memandang dan mengelusnya sejenak. Saya tidak berani menciuminya, takut mengganggu tidurnya yang pulas.


Kapan waktu saya bisa membersamai anak ? 


Hanya tengah malam di saat anak terbangun. Saya baru bisa mendekapnya erat. Memberikan ASI secara langsung. Meskipun fisik lelah tetapi batin saya bahagia. Saya bisa puas menatap wajah anak saya dan menciuminya. Mengajaknya tersenyum meskipun dia tidak melihat karena adek bayi menyusu sambil matanya terpejam. 


Kebahagiaan hanya bisa saya rasakan sesaat. Rasanya nyesek banget. Batin terasa memberontak. Apalagi anak menjadi lebih dekat dengan pengasuh daripada dengan bundanya. 

Muncullah dilema.
Pertentangan batin dalam diri saya. Apa sebenarnya yang saya cari dalam hidup ini ? Saya dihadapkan pada dua pilihan. Melanjutkan karier atau mendampingi tumbuh kembang anak. 

Pencapaian karier saya saat itu tidak mudah. Apalagi dengan kondisi fisik yang tidak sempurna. Saya satu-satunya dokter dengan disability yang bisa diterima di berbagai instansi baik pemerintah dan swasta. Kaki kanan saya polio. Alhamdulillah dengan keterbatasan fisik, saya bisa diterima kuliah di Fakultas kedokteran lewat jalur bebas tes. Ibarat perjuangan sudah disertai berdarah-darah. Ketika hasil sudah dalam genggaman, akankah harus dilepaskan ?

Akan tetapi, tumbuh kembang anak juga penting dan hanya terjadi sekali. Setiap fase menentukan masa depannya. Anak yang bisa melewati setiap fase pertumbuhan dengan baik, kelak akan menjadi orang dewasa yang baik pula. Baik untuk dirinya sendiri dan baik untuk orang lain. Haruskah saya sia-siakan tumbuh kembang buah hati tercinta ?
Setelah melalui perenungan panjang. Doa tiada henti tiap malam. Diiringi ridho dari suami. Allah menggerakkan hati saya untuk melepaskan semua karir saya. Kembali ke rumah. Memilih menjadi ibu rumah tangga. Melupakan semua impian untuk mencapai puncak karir seorang dokter. Karir sejati saya adalah menjadi madrasah utama untuk anak-anak. Keberhasilannya adalah anak-anak tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas, sehat dan sholeh sholehah.

Ridho suami. Itulah kunci. Setelah memutuskan menjadi ibu rumah tangga, ternyata finansial rumah tangga saya tidak berkurang. Justru semakin berlimpah. Ada ketenangan luar biasa yang bisa saya rasakan. Suami lebih giat bekerja. Anugerah lain yang saya terima, tahun 2008 saya melahirkan anak kedua berjenis kelamin laki-laki. Lengkap sudah kebahagiaan saya sebagai seorang wanita. Waktu saya  lebih banyak lagi membersamai anak-anak. Saya bisa intensif membelajari anak-anak.
Dengan ilmu yang saya miliki, saya bisa memperhatikan sejak dini potensi yang dimiliki anak saya. Mengarahkan menjadi suatu prestasi. Mendampingi selalu setiap mengikuti berbagai macam ajang kompetisi. 

Alhamdulillah, sejak usia 3,5 tahun, anak saya berhasil meraih kejuaraan menyanyi tingkat kotamadya Surakarta. Persis satu tahun setelah saya memutuskan resign dari semua pekerjaan. Dari hasil kejuaraan itu, anak saya mendapat hadiah pembuatan album kompilasi lagu anak-anak. 

Lagu-lagunya bisa disimak di YouTube :

https://youtu.be/dJUbNTCBxOU

https://youtu.be/khj94dO7Gxo

Hampir setiap tahun anak saya selalu meraih prestasi. Tidak hanya menyanyi. Kompetisi bahasa Inggris, kolase gerabah, cerdas cermat dan lain-lain. Semua potensinya selalu saya gali dan arahkan. Saya curahkan seluruh waktu saya untuk mendampinginya. Sejak matanya terbuka hingga terpejam. Tidak pernah lepas dari mata saya memandang. Anak saya menjadi sangat dekat dengan bundanya.  Hingga sekarang sudah beranjak remaja.

Bakat menyanyi akhirnya yang paling menonjol. Sering mengisi acara resepsi pernikahan, acara reuni teman-teman saya, atau even-even remaja di kota saya.

Sebagian even yang pernah diisi anak saya bisa dilihat di YouTube

https://youtu.be/_zRuM1LY5y8

https://youtu.be/Em8ZXnDAaeo

Saya sudah melupakan karir saya sebagai dokter. Saya terhanyut dalam alunan indah  yang tercipta dari dendang merdu putri tercinta. Gadis remaja dengan berbagai prestasi. Bisa menjadi teladan untuk adiknya. Membimbing adiknya mengikuti jejaknya. Menjadi anak-anak yang sholeh sholehah sesuai harapan orang tua.

Qadarullah, setelah anak-anak beranjak besar, saya mencoba meniti karir praktek mandiri di rumah. Kembali dengan ridho suami, semua jalan dimudahkan. Berawal dari praktek di ruang kecil dengan menyekat ruang tamu. Sekarang berkembang menjadi tempat praktek yang lebih luas. Mendapat kemudahan mengurus ijin klinik dan apotek. Semua bisa dihandle dari rumah.

Sampai detik ini profesi utama saya tetap ibu rumah tangga. Di sela-selanya saya aplikasikan ilmu kedokteran saya. Memanage klinik dan apotek dengan puluhan karyawan. Insyaa  Allah salah satu usaha saya meraih keberkahan dunia akhirat.
Hikmah yang bisa diambil dari sekelumit kisah saya. Hidup adalah pilihan. Bila menjumpai suatu dilema, fokuslah pada posisi kita yang sebenarnya. Janganlah takut dengan rejeki. Tidak selamanya rejeki itu berupa materi. 

Rejeki yang sesungguhnya adalah ketenangan. Bisa membawa kita menuju kebahagiaan. Siapa yang tidak bahagia mempunyai anak-anak yang tumbuh sehat, ceria dan berprestasi ? Tangan seorang ibu sejati yang bisa menjadikan anak-anak yang berkarakter dan berprestasi. Seorang wanita diberi kesempatan sekolah tinggi untuk menjadikan generasi penerus yang cerdas dan robbani. Tidak ada ilmu yang sia-sia. Tidak ada pengorbanan karir bagi seorang istri atau seorang ibu. Semua adalah pilihan. Semua ikhtiar pasti ada hasilnya. Insyaa Allah.

Alhamdulillah, berkat berkumpul dengan komunitas literasi, saya bisa membagikan pengalaman saya. Lewat aksara saya ingin berbagi. Semoga ada manfaat yang bisa diambil.
Mohon maaf bila ada kata tertulis yang kurang berkenan. Kesempurnaan adalah milik Allah. Bila ada khilaf dan salah adalah milik saya pribadi sebagai manusia yang penuh alpha. 

Salam hangat untuk Moms dan calon Moms. Tetaplah semangat dengan pilihan Anda. Sukses bukanlah suatu kebetulan. Sukses adalah pilihan. Dan jangan lupa, ada proses untuk mewujudkannya. Tetaplah istiqomah dengan jalan Anda. Barokallah :hearts::hearts::pray::pray:

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.



Pemateri : dr. Nurul Nurwina 
Tema : "Dilema Ibu Bekerja"

Yang mau gabung (KHUSUS PEREMPUAN )
KLIK : Group MOMS INSTITUTE SHARING CLASS



Salam Inspirasi

Sumber gambar : pixabay 

3 comments:

  1. Semua pilihan ada kekurangan dan kelebihannya, bijak dan tahu posisi masing2 itu penting

    ReplyDelete
  2. Menginspirasi sekali tulisannya,smoga bisa jadi pembelajaran tuk saya pribadi, terimakasih banyak Mak ^_^

    ReplyDelete

Powered by Blogger.