-->
Menu
/

www.momsinstitute.com - Indonesia Menulis menjadi ajang persatuan para komunitas menulis di Indonesia. Penulis-penulis pun dari berbagai genre baik pemula hingga penulis ternama ikut dalam meramaikan hastag #IndonesiaMenulis. Setiap harinya bukan hanya mereka berbagi info dengan menulis di media sosial, namun ke depannya akan ada sharing dari penulis nasional.

Dikutip dari channel telegram Menulis Indonesia, beberapa penjelasan mengenai Indonesia Menulis.
Selamat Datang di GERAKAN INDONESIA MENULIS : 

Sebelum membaca lebih lanjut, kami dari tim #IndonesiaMenulis ingin menjelaskan beberapa hal yang melatarbelakangi adanya gerakan ini.

  • Gerakan #IndonesiaMenulis adalah gerakan pemberdayaan untuk mewujudkan salah satu ciri peradaban maju, yaitu menulis dan membaca.
  • Gerakan #IndonesiaMenulis adalah gerakan ilmu dengan pembicara-pembicara skala Nasional. GRATIS!
  • Gerakan #IndonesiaMenulis menjadi ajang perkenalan Komunitas-Komunitas Menulis yang ada di Indonesia.
  • Gerakan #IndonesiaMenulis menjadi salah satu fasilitas launching buku penulis yang tergabung di gerakan yang ada di #IndonesiaMenulis dengan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan.
  • Gerakan #IndonesiaMenulis adalah gerakan yang fokus membangun jaringan kelas menulis online maupun offline dan membaca gratis di seluruh pelosok Indonesia.
  • Gerakan #IndonesiaMenulis adalah gerakan yang akan menyalurkan hibah buku dan membuat perpustakaan di seluruh Indonesia. Terutama di daerah-daerah yang masih kekurangan distribusi buku.

Mari bergabung. Ajak rekan-rekan untuk bergabung di gerakan ini dengan follow akun resmi #IndonesiaMenulis yaitu di channel telegram @MenulisIndonesia, bukan yang lainnya. Serta akun instagram di instagram.com/Indonesiamenulis.

Pemrakarsa dari gerakan Indonesia Menulis adalah dua founder Komunitas Menulis Online (KMO) Indonesia yaitu Dewa Eka Prayoga dan Tendi Murti. Dalam status facebooknya Kang Tendi Murti menjelaskan, kesedihannya pada dunia literasi sekarang ini, berikut penuturan beliau : 

1. DUNIA LITERASI HARI INI SEPERTI KEHILANGAN RUH

Ia berjalan gontai. Badannya compang-camping dan ringkih.

"Buktinya apa kang?" Mudah, minat baca semakin berkurang (Data sudah saya kirim di di postingan sebelumnya). Buku menjadi hanya koleksian, anak-anak tidak lagi suka dengan bacaan.

Perlu penelitian yang mendalam memang, apakah benar hal itu terjadi. Namun, melihat dari sisi hidup kita sehari-hari saja, ini menjadi semacam fenomena yang tak terbantahkan.😓

2. SALING SIKUT ANTAR PENULIS

Sejak zaman dulu, saling sikut antar penulis sudah biasa. Namun, mereka berbantah-bantahan dengan tulisan, dengan logika cerdas, dengan ilmu yang berkualitas, tidak dengan caci maki, tidak dengan saling klaim yang terbaik tanpa logika dan tanpa dasar. Bahkan para pendahulu kita, ketika mereka bertemu, mereka seperti nggak ada masalah.

3. PENULIS DAN VISI MEREKA

"Maksudnya kang?" Begini, saya nggak tahu apakah ini semacam fenomena atau si penulis yang memang punya pemikiran yang lebih bebas.

Sama seperti lidah, buku adalah representasi dari cara berpikir kita terhadap sesuatu, cara pandang kita terhadap tema yang kita bahas.

Maka ia bisa menjadi sebuah benda yang membuat manusia bertumbuh, atau benda yang membuat manusia terbunuh.

Contohnya, ada yang bilang bahwa tulisan dengan sedikit vulgar (terutama cover yang mengarah ke fornografi) adalah bagian dari seni. Alasannya, kalau nggak gitu nggak laku.😥

Walaupun memang tergantung segmen pembaca.

Serendah itu kah logika para penulis kita? Maka, dengan gerakan #IndonesiaMenulis, harapan saya, gerakan ini bisa memberikan gambaran bahwa tulisan yang keren dan laku bukan melulu harus vulgar, bukan melulu yang anti mainstream tapi membunuh pembacanya.

Disinilah daya kreativitas kita diuji memang. Ada seni yang bisa dikembangkan.

Saya sih nggak masalah karena yakin pasti ada yang sudah dewasa dalam menyikapi hal tersebut. Tapi gimana dengan anak-anak kita. Apa bisa dipastikan mereka tidak membacanya?


Saya tahu kemungkinan akan di bully habis-habisan karena pernyataan saya ini.😅

Tidak mengapa. Yang penting saya tidak dibully sama malaikat nanti. Apa lagi sama nabi yang benar-benar saya rindu untuk ditemui.

Mungkin diantara Anda ada yang bilang "Sok Islami banget kamu Ten?!" BODO!😅

Saya mesti jujur, dari awal bahwa perjuangan yang kami lakukan di KMO Indonesia ini adalah dalam rangka bertemu dengan-Nya, bertemu dengan Nabi Muhammad saw.

Kasarnya, saya ingin memantaskan diri. Lalu, daripada berjuang sendirian, saya mengajak yang lainnya juga untuk bergabung di gerbong ini, semoga kita satu visi.

Saya tahu ini tidak mudah. Tapi setidaknya semoga saya bisa menjawab ketika ditanya "apa yang sudah dilakukan untuk negeri dan agama ini."

Ingat, tulisanmu, ia akan membawamu ke surga atau ke neraka. Kalau masih ada yang ngeyel, mungkin memang gerbong ini bukan tempatnya.😊

Namun begitu, asalkan masih sesuai dengan BUDAYA KETIMURAN kita, mari kita cari kesamaan dibalik segala macam aliran literasi kita, mari kita cari nilai-nilai universal yang kita sepakati.

Semoga gerakan Indonesia Menulis ini banyak masyarakat yang mendukung dan berpartisipasi. 

Yuk Dukung Indonesia Menulis dengan cara :

1. Follow akun instagramnya di : @IndonesiaMenulis
2. Join channel telegramnya di @MenulisIndonesia
3. Ikut ramaikan dengan status di media sosial teman-teman dengan hastag #IndonesiaMenulis



Salam literasi.

6 comments:

  1. Sukses untuk Indonesia Menulis, keren sekali inspirasinya semoga literasi Indonesia terus maju.

    ReplyDelete
  2. Bagus programnya semoga semakin banyak penulis yang berbagi ilmunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, amiin. Penulis Nasional pun ikut memberi materi di channel Menulisindonesia. :)

      Delete

Powered by Blogger.